BREAKING NEWS

‎Kala 9 Naga Meredup, Dinasti Baru “9 Haji” Menguat dari Daerah

 ‎

Haji Isam (Samsudin Andi Arsyad)
‎Dikenal sebagai raja batu bara dari Kalimantan Selatan. 

‎JAKARTA - Selama dua dekade terakhir, istilah "9 Naga" menjadi simbol dominasi segelintir konglomerat dalam mengendalikan denyut ekonomi nasional. Mereka adalah kelompok elite pengusaha yang kerap tak tersentuh, menyusup dalam jantung kekuasaan dan pengambilan kebijakan negara.

‎Namun dalam lima tahun terakhir, peta itu mulai berubah. Di tengah redupnya pengaruh 9 Naga, muncul dinasti baru: “9 Haji”  sekumpulan taipan daerah yang membangun kerajaan bisnis dari tanah, batu bara, dan keringat pekerja di pedalaman Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.

‎Mereka bukan pengusaha papan atas yang dibesarkan dari jaringan lama, melainkan figur lokal yang menembus pusat. Sebagian besar memulai dari nol sebagai sopir, pedagang, hingga operator alat berat. Kini, mereka menguasai tambang, sawit, logistik, biodiesel, bahkan maskapai penerbangan.


‎Siapa Saja “9 Haji”?

‎1. Haji Isam (Samsudin Andi Arsyad)

‎Dikenal sebagai raja batu bara dari Kalimantan Selatan. Melalui Jhonlin Group, ia mengendalikan bisnis dari pelabuhan hingga biodiesel. Memiliki relasi dekat dengan elite militer dan kekuasaan nasional.

‎2. Haji Kalla (Kalla Group)

‎Pewaris dinasti bisnis Sulawesi Selatan. Terjun di sektor otomotif, energi, dan infrastruktur. Kalla Group jadi tulang punggung ekonomi timur Indonesia.

‎3. Haji Aksa Mahmud

‎Pendiri Bosowa Group. Dari semen hingga Mercedes-Benz, bisnisnya menyelimuti berbagai lini industri. Salah satu pengusaha politikus yang sangat diperhitungkan.

‎4. Haji Rasyid (Abdul Rasyid AS)

‎Nama besar dari Pangkalan Bun. Menguasai perkebunan sawit raksasa dan dikenal karena pendekatannya yang paternalistik ke masyarakat lokal.

‎5. Haji Leman (Abdussamad Sulaiman HB)

‎Pendiri Hasnur Group. Berangkat dari pertambangan, melebarkan pengaruh hingga ke dunia olahraga dan media lokal.

‎6. Haji Ijai (Zaini Mahdi)

‎Penguasa batubara Tapin, dikenal karena gaya hidup mewahnya. Helipad pribadi dan pesta besar jadi simbol kekayaannya.

‎7. Haji Anif Shah

‎Pengendali ALAM Group, salah satu pemilik kebun sawit terbesar di Sumatera. Ayah dari mantan Wagub Sumut, Musa Rajekshah.

‎8. Haji Robert Nitiyudo

‎Mengelola tambang emas di Gosowong, Halmahera. Dikenal sebagai pengusaha dermawan yang membangun rumah dan fasilitas publik di kawasan tambang.

‎9. Haji Ciut (Muhammad Hatta)

‎Muncul sebagai bintang baru di Kalimantan Selatan. Pesta pernikahannya yang mewah sempat viral, tetapi bisnisnya di tambang sawit adalah kekuatan utamanya.

‎Dari Pinggiran ke Pusat

‎Fenomena “9 Haji” adalah potret perubahan struktur kekuasaan ekonomi. Jika 9 Naga tumbuh dari akumulasi modal jaringan urban, 9 Haji tumbuh dari pinggiran — menyerap tenaga kerja lokal, memperluas konsesi, dan perlahan-lahan membeli pengaruh di pusat.

‎Kedekatan mereka dengan pemerintahan pasca-2024, termasuk figur-figur strategis di lingkaran Prabowo, menambah kekuatan dinasti ini.

‎Namun, narasi sukses ini menyisakan banyak pertanyaan. Bagaimana konsesi tambang mereka diberikan? Sejauh mana pengaruh mereka dalam pengambilan kebijakan nasional? Dan apakah akumulasi kekayaan ini sebanding dengan kontribusi sosial yang mereka klaim?

‎Bagi sebagian masyarakat daerah, mereka adalah "penolong" menciptakan lapangan kerja dan membangun jalan. Tapi bagi sebagian lainnya, mereka hanyalah wajah baru dari sistem lama: segelintir yang kaya di atas tanah yang luka.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image