Apakah Program MBG di Pasimasunggu Hanya Ajang Percobaan?Menu Ikan Kering Jadi Viral
SELAYARKINI - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menyehatkan dan mencerdaskan anak bangsa justru memunculkan pertanyaan besar: apakah ini program serius atau sekadar ajang percobaan?
Di Kecamatan Pasimasunggu, menu MBG yang dibagikan kepada siswa sekolah hanya berisi 5 ekor ikan kering jenis mairo. Foto menu tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook Eka Iswari, lalu viral dan memicu perdebatan sengit di media sosial.
Netizen ramai-ramai menyayangkan kualitas makanan yang jauh dari standar gizi. Ada yang bahkan menuding kuat adanya praktik penyunatan anggaran.
“Penting ada pengawasan ketat. Jangan sampai dana Rp30 ribu per porsi dipotong jadi Rp15 ribu. Apalagi porsinya kadang tidak menentu dan kurang higienis. Ini rawan korupsi, besar maupun kecil,” tulis seorang netizen dengan nada geram.
Komentar lain mengingatkan bahwa orang tua siswa harus tahu rincian anggaran MBG. “Biaya MBG itu Rp15 ribu per porsi, dengan rincian: Rp10 ribu untuk makanan, Rp3 ribu untuk operasional, dan Rp2 ribu keuntungan. Kalau hasilnya cuma ikan kering 5 ekor, ini jelas sangat janggal,” ujar warganet lain.
Kesaksian orang tua siswa juga memperkuat fakta ini. “Itu benar terjadi di Pasimasunggu. Anak saya di SD Binanga Nipa juga dapat makanan persis seperti di foto. Bahkan kemarin, anak saya tidak sempat kebagian karena makanan datang setelah anak-anak sudah pulang sekolah,” ungkap salah satu wali murid.
Publik pun kini bertanya-tanya: Apakah program MBG di Selayar benar-benar dirancang untuk menyehatkan anak sekolah, atau hanya ajang percobaan yang berpotensi jadi bancakan anggaran? Kemana pengawasan dari instansi terkait?
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi dari pihak berwenang. Namun suara masyarakat semakin lantang mendesak agar pengawasan terhadap pelaksanaan MBG diperketat, mulai dari dapur, penyedia bahan makanan, hingga proses distribusi.