Di Balik Proyek MBG Selayar: Siapa Penyedia, Siapa Pengawas, dan Mengapa Lengkuas Jadi Lauk?
![]() |
Gambar Viral Lengkuas jadi Menu MBG di Selayar |
SELAYARKINI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kepulauan Selayar kembali memperlihatkan wajah aslinya: gembar-gembor besar di atas kertas, tapi amburadul di meja makan siswa.
Potongan lengkuas sebesar ibu jari yang dikira daging ayam terhidang di piring murid SD penerima MBG, Selasa (12/8), menjadi bukti nyata lemahnya pengawasan dan kualitas sajian. Insiden ini bukan sekadar soal selera, tetapi cermin dari manajemen proyek yang asal jadi.
Foto dan keluhan warga langsung beredar di grup-grup media sosial, memicu gelombang komentar pedas. Meski dinyatakan tidak berbahaya, kasus ini menyoroti buruknya pengawasan dan kendornya kontrol kualitas dalam proyek yang seharusnya meningkatkan gizi anak sekolah.
“Lengkuas itu bumbu, bukan lauk. Kalau masuk utuh dan besar di piring anak, jelas bikin mereka enggan makan,” ujar salah satu orang tua murid dengan nada kecewa.
Sejumlah warganet bahkan menuding pihak penyedia makanan bekerja asal-asalan. Sorotan juga mengarah pada pihak pengawas yang dianggap tutup mata. “Kalau pengawasan benar, hal seperti ini tidak akan terjadi,” tulis salah satu komentar di media sosial.
Ironisnya, hingga berita ini dipublikasikan, tidak satu pun pihak sekolah penerima manfaat maupun penyedia MBG di Selayar berkenan memberikan penjelasan. Beberapa awak media lokal pun mengaku kesulitan menghubungi penanggung jawab proyek.
Situasi ini memunculkan pertanyaan serius: siapa yang menentukan penyedia, bagaimana prosedur penunjukannya, dan mengapa pelaksanaannya terkesan tak tersentuh kritik?
Di tengah gencarnya promosi program ini di tingkat nasional, fakta di lapangan menunjukkan pelaksanaannya di Selayar masih tambal sulam. Proyek MBG bahkan belum menjangkau seluruh siswa SD di kabupaten ini sementara transparansi dan akuntabilitasnya justru semakin kabur.
Tanpa perbaikan sistem pengawasan, publik khawatir program bernama “bergizi” ini hanya akan menjadi proyek menguntungkan segelintir pihak, tapi menyisakan rasa pahit di lidah masyarakat.