BREAKING NEWS

Dentuman Bom Ikan Gegerkan Warga Bontolebang, Nelayan Desak Aparat Turun Tangan


Dentuman Bom Ikan Gegerkan Warga Bontolebang, Nelayan Desak Aparat Turun Tangan

SELAYARKINI – Suara dentuman keras yang diduga berasal dari aktivitas bom ikan mengguncang perairan sebelah barat Pulau Gusung, Desa Bontolebang, Kecamatan Bontoharu, pada Sabtu malam (26/7). Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan acara puncak Latihan Bersama (Latber) Adventure Trail dan langsung memicu kemarahan warga.

Seorang warga Benteng, Selayar, bernama Naimo, mengaku sempat mendengar dentuman tersebut hingga lima kali saat dirinya sedang berada di pesisir Gusung untuk memancing ikan.

“Kancang ambahang manna ri Gusung, amboongji juku na. Lima kalimu bunyi,” ujarnya dalam bahasa daerah yang berarti: "Saya sedang memancing di Gusung, tiba-tiba bunyi dentuman lima kali."

Warga Desa Bontolebang, khususnya para nelayan, menyuarakan kegelisahan mereka atas maraknya praktik ilegal fishing di kawasan tersebut. Mereka menuding aparat penegak hukum dan dinas terkait lamban merespons kejadian-kejadian yang berulang dan meresahkan.

"Seharusnya Pol Airut dan Dinas Perikanan turun langsung ke lapangan, melakukan patroli di perairan Taka Bajangan dan sekitarnya. Itu tempat yang sering jadi lokasi aksi pelaku bom ikan," tegas Agus, salah satu nelayan asal Desa Bontolebang.

Selain dentuman bom ikan, masyarakat juga mengeluhkan adanya praktik penangkapan ikan pada malam hari dengan menggunakan kompresor. Aktivitas itu berlangsung terang-terangan di wilayah Taka Bajangan, meskipun penggunaan alat bantu tersebut jelas-jelas dilarang.

"Yang bikin resah itu, di malam hari banyak yang menyelam pakai kompresor untuk panah ikan. Padahal kita tahu itu alat berbahaya dan dilarang. Tapi tidak ada penindakan sama sekali," sambung Agus.

Situasi ini juga memunculkan pertanyaan besar terkait keberpihakan dan fungsi lembaga terkait, khususnya Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Selayar. Warga mempertanyakan kapasitas dan peran aktif HNSI dalam membela nelayan tradisional di luar kawasan Takabonerate.

“Jangan cuma sibuk urus kawasan konservasi, sementara nelayan di luar Takabonerate dibiarkan resah menghadapi pelaku bom dan kompresor,” kata seorang warga lainnya.

Nelayan lokal mendesak pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk menghentikan praktik perusakan laut ini. Mereka berharap aparat tak hanya hadir saat kejadian besar, tapi rutin melakukan patroli dan pengawasan di wilayah perairan yang rawan.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image