Klarifikasi Kepala SDI Pasitallu Timur: “Meski Bertarung dengan Ombak, Saya Tetap Komitmen untuk Pendidikan Anak Bangsa”
SELAYARKINI – Sejumlah warga Pasitallu Timur, Kecamatan Takabonerate, mempertanyakan kehadiran Kepala SDI Pasitallu Timur, Saturia. Menanggapi hal tersebut, Saturia menyampaikan klarifikasi untuk meluruskan pemberitaan sekaligus menggambarkan realitas tugas guru di kepulauan.
Menurutnya, anggapan bahwa dirinya jarang hadir di sekolah tidak sepenuhnya benar.
“Sebagai kepala sekolah saya memiliki banyak tugas baik di sekolah maupun di luar. Selain membina guru dan siswa saya sering mendapat undangan dari dinas untuk rapat, sosialisasi, dan pelatihan. Saya juga mengurus administrasi sekolah, sertifikasi guru, bantuan siswa seperti PIP dan BAZNAS, serta pengadaan perlengkapan belajar. Semua ini demi kelancaran kegiatan belajar dan peningkatan kualitas pendidikan,” jelas Saturia, Sabtu (7/9/2025).
Ia menegaskan kegiatan belajar mengajar selalu diupayakan berjalan normal.
“Saya berkoordinasi dengan guru agar pembelajaran sesuai jadwal, rutin memantau dan memberi arahan, serta menyiapkan kebutuhan administrasi. Saya ingin siswa tetap mendapatkan pelayanan maksimal,” terangnya.
Mengenai kendala kehadiran, Saturia mengakui faktor utama adalah jarak dan kebijakan dinas.
“Sebagai kepala sekolah di pulau saya harus ke daratan menghadiri rapat dan mengurus administrasi. Hal ini memang menyita waktu, tetapi saya selalu memastikan sekolah tetap berjalan dengan koordinasi guru-guru di Pasitallu,” imbuhnya.
Ke depan, ia berjanji mengatur ulang jadwal agar kehadirannya lebih terjamin.
“Saya akan mengurangi kegiatan luar yang tidak mendesak, memprioritaskan keberadaan di Pasitallu dan memperkuat koordinasi dengan dinas agar administrasi lebih efisien,” ucapnya.
Saturia juga menyoroti kondisi khusus SDI Pasitallu Timur.
“Sekolah kami satu-satunya SD di Pasitallu Timur, Takabonerate, yang tidak mendapat tunjangan khusus, sementara SMP yang satu atap dengan kami mendapatkannya. Meski begitu, saya ikhlas menjalankan tugas demi kecerdasan anak bangsa, bertarung dengan ombak nyawa taruhannya,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan mengapa SDI Pasitallu Timur belum memperoleh tunjangan khusus, Saturia menyebut pihaknya telah mengupayakan langsung ke kementerian.
“Itu yang saya urus ini, sama kabid langsung di kementerian,” katanya.
Ia juga menjelaskan soal pengadaan pakaian olahraga siswa.
"Kalau masalah baju olahraga tidak ada yang gratis Pak. Biar di kota dipesankan, nanti siswa yang beli,” jelasnya.
Saturia turut memberi keterangan perkembangan Program Indonesia Pintar (PIP) tahun ini.
“Kalau PIP 2025 sementara diproses di bank. Sudah hampir dua bulan belum dapat antrian,” ungkapnya.
Lebih jauh Saturia menuturkan panjangnya masa pengabdiannya di kepulauan.
“Saya sudah hampir 30 tahun bertugas di kepulauan dengan gaji sedikit di atas empat juta rupiah. Biaya ke kepulauan sangat besar, kadang saya harus naik kapal Pelni lalu dijemput di Bonerate dengan kapal kecil lima lilit. Biayanya bisa mencapai satu juta rupiah dan dari Bonerate ke Pasitallu perlu waktu tiga jam,” tuturnya.
Saturia juga menambahkan kabar terbaru mengenai dukungan infrastruktur sekolah.
“Sekarang Pak, SD 69 Pasitallu dapat bantuan hibah revitalisasi toilet. Sementara ini kami rapat dengan Pak Kadis untuk proses pencairannya,” jelasnya.
Dengan klarifikasi ini, Saturia berharap masyarakat memahami tantangan guru di kepulauan dan terus mendukung peningkatan mutu pendidikan.
“Saya berkomitmen untuk lebih sering hadir di sekolah, mendampingi guru, dan memastikan anak-anak mendapatkan pembinaan terbaik,” Tutupnya.